JZ08MAS Pringsewu: RAPI Wilayah XII Pringsewu Resmi Dilantik

Sabtu, 12 Desember 2009

RAPI Wilayah XII Pringsewu Resmi Dilantik

Kepengurusan Organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Wilayah XII Kabupaten Pringsewu, secara resmi dilantik oleh Ketua Umum RAPI Daerah 08 Provinsi Lampung H.RPA Guritno (JZ 08 AAA) di Pendopo Kabupaten Pringsewu, Sabtu (12/12).

Para pengurus RAPI Wilayah XII Kabupaten Pringsewu yang dilantik tersebut adalah Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) H.Hasyim Asy'ari, M.Pd(JZ 08 MAQ) dan Nurpendi, Sm.Hk (JZ 08 MAF), kemudian sebagai Ketua Wilayah (Ketuwil) adalah Drs.Sukmi AR (JZ 08 MAR), Wakil Ketua I Asnawi Fauzi, SE (JZ 08 MAW), Wakil Ketua II Sugiyanto (JZ 08 MAC), Sekretaris Drs.Iswanto (JZ 08 MAM), Wakil Sekretaris A.Sutihat F, S.Pd.I, M.Ag (JZ 08 MAG), Bendahara Jan Bagitu (JZ 08 MBG), Bidang Organisasi dan Koordinasi Antar Lokal Hendra AS (JZ 08 MBR), Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Bram Is Hariyanto (JZ 08 MAY), serta Bidang Humas dan Hubungan Antar Lembaga Isnanto Hapsara Anton (JZ 08 MAS).

Ketua Umum RAPI Daerah 08 Provinsi Lampung H. RPA Guritno mengharapkan para pengurus terpilih RAPI Wilayah XII Kabupaten Pringsewu yang dilantik tersebut dapat bekerja dengan sebaik-baiknya serta menjaga nama baik organisasi.

"Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu sebagai Pembina RAPI Wilayah XII, agar juga turut mengawasi serta membantu kelancaran tugas-tugas RAPI dalam upaya percepatan pembangunan di Kabupaten Pringsewu," kata Guritno.

RAPI, kata Guritno, merupakan organisasi komunikasi radio antar penduduk yang diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai satu-satunya wadah resmi bagi pemilik Izin Komunikasi Radio Antar Penduduk (IKRAP).

" RAPI merupakan organisasi kemasyarakatan yang didasari atas kesamaan kegemaran berkomunikasi radio antar penduduk dan tidak memihak kepada salah satu organisasi sosial politik," jelasnya.

Mewakili Bupati Kabupaten Pringsewu, Asisten I Pemkab Pringsewu Drs.Syamsul Bachri mengharapkan jajaran pengurus dan anggota RAPI Wilayah XII Kabupaten Pringsewu dapat selalu bekerjasama dan berkoordinasi dengan Pemkab Pringsewu.

"Terutama dalam hal penanganan masalah sosial dan penanggulangan bencana alam," kata Syamsul Bachri.

Untuk diketahui, hingga saat ini anggota RAPI Wilayah XII Kabupaten Pringsewu menurut daftar 'Call Book' yang ada di sekretariat RAPI Daerah 08 Provinsi Lampung tercatat sebanyak 45 anggota, yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pringsewu.
Dalam operasionalnya, RAPI Wilayah XII Kabupaten Pringsewu bekerja pada frekuensi 143.190 Mhz (sentra komunikasi wilayah/senkom wilayah), kemudian frekuensi 142.270, 142.330, dan 143.110 Mhz.

Turut hadir dalam acara pelantikan pengurus RAPI Wilayah XII Kabupaten Pringsewu tersebut, diantaranya pengurus dan jajaran RAPI Daerah 08 Provinsi Lampung, pengurus dan anggota Satuan Tugas Komunikasi (Satgaskom) RAPI Provinsi Lampung, pengurus dan anggota RAPI Wilayah I Bandar Lampung, RAPI Wilayah II Lampung Selatan, RAPI Wilayah III Tanggamus, RAPI Wilayah IV Metro, RAPI Wilayah V Lampung Tengah, RAPI Wilayah XI Pesawaran, anggota dan pengurus RAPI Wilayah V Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sejumlah kepala instansi terkait, serta simpatisan dan tamu undangan lainnya. (*)

1 komentar:

AnonimSabtu, Desember 19, 2009 10:09:00 PM
MAS ANTON...Gimana caranya supaya jadi anggota RAPI, berapa harga peralatan radionya dan antena standar ( termurah )
Thanks..

Hery Purnomo
BalasHapus
Balasan

Tambahkan komentar

Pringsewu Selayang Pandang

Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli Lampung-Pubian, terletak di tepi aliran sungai Way Tebu, salah satu sungai yang ada di Pringsewu (sekitar 4 km sebelah selatan dari pusat kota Pringsewu saat ini). Dari abad XVII hingga awal abad XIX tiuh Margakaya merupakan wilayah yang ramai, subur, kaya dan makmur.

Kemudian, 187 tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 9 September 1925, sejumlah masyarakat dari Pulau Jawa melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, membuka areal permukiman baru dengan membuka hutan belantara yang sangat lebat yang banyak ditumbuhi ribuan batang pohon bambu, di sekitar tiuh Margakaya.

Karena begitu banyaknya pohon bambu, oleh masyarakat pembuka hutan, perkampungan yang baru dibuka tersebut dinamakan ‘Pringsewu’ yang mengambil nama dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu, dengan kepala desa pertama yakni Bapak Ambar.

Selanjutnya, pada tahun 1936 berdiri pemerintahan Kawedanan Tataan yang beribukota di Pringsewu, dengan wedana pertama yakni Bapak Ibrahim hingga 1943. Selanjutnya Kawedanan Tataan berturut-turut dipimpin oleh Bapak Ramelan pada tahun 1943, Bapak Nurdin pada tahun 1949, Bapak Hasyim Asmarantaka pada tahun 1951, Bapak Saleh Adenan pada tahun 1957, serta pada tahun 1959 diangkat sebagai wedana yaitu Bapak R.Arifin Kartaprawira yang merupakan wedana terakhir hingga tahun 1964, saat pemerintahan Kawedanan Tataan dihapuskan.

Namun sebelum itu, tepatnya pada tahun 1949 saat masa agresi militer Belanda ke-2, wilayah Pringsewu juga pernah menjadi ibukota darurat Karesidenan Lampung.

Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964, yang sebelumnya Pringsewu juga menjadi bagian dari Kecamatan Pagelaran yang juga beribukota di Pringsewu.

Dalam sejarah perjalanan berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah kecamatan lainnya di wilayah Lampung Selatan bagian barat yang menjadi bagian wilayah administrasi Pembantu Bupati Lampung Selatan Wilayah Kota Agung, masuk menjadi bagian wilayah Kabupaten Tanggamus berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997, hingga akhirnya Kecamatan Pringsewu bersama 7 kecamatan lain yang ada di sekitarnya membentuk daerah otonom yang mandiri bernama Kabupaten Pringsewu, berdasarkan Undang-Undang No.48 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung, yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI H.Mardiyanto, pada tanggal 3 April 2009 di gedung Sasana Bhakti Praja Departemen Dalam Negeri di Jakarta.

Kabupaten Pringsewu yang beribukota di kota Pringsewu merupakan wilayah heterogen terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, dengan masyarakat Jawa yang cukup dominan, disamping masyarakat asli Lampung, yang terdiri dari 2 masyarakat adat, yakni masyarakat Pubian yang beradat Pepadun, serta masyarakat Pesisir yang beradat Saibatin.

Pringsewu berjarak 38 km dari ibukota Provinsi Lampung, Bandar Lampung, mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk kurang lebih 475.353 jiwa, terdiri dari 126 pekon (desa) serta 5 kelurahan, yang tersebar di 9 kecamatan, yakni masing-masing Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pagelaran Utara, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas.

Wilayah Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran, di sebelah barat dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus. (*)